PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN




MAKALAH
JATI DIRI UNSOED
AKTUALISASI NILAI KEJUANGAN PANGLIMA BESAR
JENDRAL SOEDIRMAN

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwVCBqKnLKCK_qQfjepEcl1P1VzrBjmqmKzzasnGfiaowXtAB24LXGrLJenuWoJ9Y2yWIdQKMAZC_MUQOKvHGIMAwACGw7-kq7lsrgixOHPQ72msoRchHt3Keq2DunUNcRyGI40M_1So5B/s1600/logo+unsoed.png






Nama Kelompok  :      1. Amri Arrusdi  (B0A014001)
                                   
                                   

Prodi                                 :     Pengelolaan SumberDaya Perikanan dan Kelautan





KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014



LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH AKTUALISAI NILAI KEJUANGAN PANGSER SOEDIRMAN

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1

1.     AMRI ARRUSDI (B0A014001)



Diterima dan disetujui
Pada tanggal 12oktober 2014



DOSEN PENGAJA


Kata Pengantar

Pertama kami panjatkan puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulliah tepat pada waktunya dengan topik.
Panglima Besar Jendral Soedirman adalah seorang pahlawan yang memiliki jiwa besar dan pemberani. Dengan demikian sifat-sifat  jendral soedirman patut kita contoh sebagai generasi penerus bangsa.
 Makalah ini berisikan tentang pembahasan AKTUALISASI NILAI KEJUANGAN PANGLIMA BESAR JENDRAL SOEDIRMAN yang memuat informasi pentingnya meneladani sifat kejuangan pangser jendral Soedirman untuk kalangan muda khususnya. Dan di harapkan makalah ini dapat memberikan informasi yang memuaskan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kekurangan datangnya dari diri kami pribadi. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir semoga Allah SWT meridhoi segala usahanya. Aamiin

Purwokerto,07 September 2014





                                                                                                                     Penyusun



DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... A
KATA PENGANTAR.................................................................................. B
DAFTAR ISI................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 2
1.1  LATAR BELAKANG................................................................... 3
1.2  TUJUAN PENULISAN................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 4
2.1  RUMUSAN MASALAH............................................................. 5
2.2  ANALISIS MASALAH.............................................................. 6
2.3  PEMECAHAN MASALAH........................................................ 6
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
         Panglima besar jendral Soedirman merupakan salah satu tokoh pahlawan nasional yang sangat berjasa bagi bangsa Indonesia, sehingga dapat dikatagorikan sebagai tokoh yang memiliki nama besar. Namun demikian bukan bearti berasal dari keturunan orang besar, tetapi  justru ia berasal dari rakyat kecil. Dengan latar belakangnya beliau memiliki sifat yang  sangat sederhana, agamis dan pemberani dalam mengusir para penjajah. Sifat-sifat pangser jendral soedirman mutlak harus diterapkan oleh kalangan muda Indonesai. Penerapan sifat-sifat pangser jendral soedirman  tidak timbul dengan sendirinya, tetapi muncul secara bertahap pada diri seseorang, yaitu dengan seringnya berperilaku terpuji yang diketahuinya dan kemudian bisa di aplikasikan kepada kehidupannya sehari-hari.
            Dewasa ini, di Indonesia sering terjadi tawuran antar pelajar bentrok antar kampung dan bebasnya pergaulan antar remaja. Hal demikian sangat mengkhawatirkan dikarenakan mereka akan menjadi seorang pemimpin yang akan membawa nasib bangsa Indonesai. Ditambah lagi dengan arus globalisasi yang membentuk kalangan muda lupa akan bangsanya. Sangat dikhawatirkan bangsa indonesai akan terpecah belah.
            Apabila hal ini terus terjadi, maka lambat laun bangsa Indonesia akan kembali dijajah oleh bangsa lain baik secara fisik maupun pikiran. Perlu adanya pengenalan sifat-sifat para pejuang bangsa Indonesia yang telah berkorban untuk kemerdekaan indonesai. Jadi, dengan keadaan  tersebut, kita sebagai generasi muda sudah sepatutnya mencontoh dan mengaplikasikan sifat-sifat terpuji para pejuang kemerdekaan indonesai agar bangsa indonesai lebih bersatu dan berdaulat.

1.2  TUJUAN PENULIS
            Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Jatidiri UNSOED dan untuk memperdalam materi dan mencontoh sifat juang pangser jendral soedriman.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  PERUMUSAN MASALAH
1.      Siapa jendral soedriman?
2.      Riwayat hidup pangser jendral soedirman?
3.      Sifat-sifat juang pangser  jendral soedirman?
4.      Karakter pangser jendral soedirman?

2.2  ANALISIS MASALAH
Semakin berkembangnya era globalisasi, perubahan cara pikir para masyarakat pun berubah. Paradigma berfikir masyarakat, termasuk para generasi muda pun mengalami perkembangan. Namun seringkali perkembangan cara berfikir mereka tidak diimbangi dengan wawasan kebangsaan yang mumpuni(memadai). Sehingga seringkali mereka bertindak melampaui batas sebagai warga negara, dengan sikap seperti itu maka suatu negara tidak mengalami perkembangan yang seharusnya, oleh karena itu perlu adanya pengimbangan antara wawasan kebangsaan  dengan cara meneladani nilai juang para pahlawa termasuk meneladani panger jendral soedirman . karena dengan itu generasi muda akan mengerti suatu perjuangan dan pengorbanan para pahlawan kemerdekaan dan bangsa indonesai akan menjadi kuat karena persatuan dan rasa patriot yang kuat yang diwariskan oleh para pejuang pendahulu.

2.3  PEMECAHAN MASALAH

·         RIWAYAT JENDRAL SOEDIRMAN
Seluruh masyarakat Indonesia pasti mengenal salah satu pahlawan besar ini, namanya sangat terkenal di Indonesia diaalah Jendral Besar Soedirman menurut Ejaan Soewandi dibaca Sudirman, Jenderal besar Indonesia ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatar belakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan
Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.
Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu. Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini.
Sudirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916, ini memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa pendidik dan kepanduan itulah kemudian bekal pribadinya hingga bisa menjadi pemimpin tertinggi Angkatan Perang.
Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945,
ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya.

Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu. Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang.
Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.
Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.
Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada. Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.
Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas, ini pernah mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan. Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ini akhirnya harus meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun.
Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.


·         SIFAT DAN KARAKTER JUANG PANGSER JENDRAL SOEDIRMAN
1  Pangsar Jenderal Soedirman Sang Pendidik
Setelah menamatkan pendidikan di Mulo pada tahun 1934, ia ingin menjadi guru agar dapat mendidik generasi muda bangsa di HIS Muhammadiyah. Soedirman dinilai oleh pimpinan Muhammadiyah Cilacap sebagai guru yang baik. Ia juga di senangi murid-muridnya karena pandai dalam menyampaikan pelajaran. Hubungan Soedirman dengan sejawat guru juga terjalin dengan baik serta selalu bekerja sama. Berkat ketekunan dan kepemimpinannya Pangsar Jenderal Soedirman terpilih menjadi Kepala Sekolah di HIS Muhammadiyah.
2  Pangsar Jenderal Soedirman Sang Mubaligh
Secara formal Soedirman tidak pernah mengenyam pendidikan di pesantren, tetapi bakat dan pengalamannya berpidato ia menjadi seorang Da’i yang terkenal di cilacap, Banyumas dan sekitarnya.
3  Pangsar Jenderal Soedirman Sang Demokrat
Soedirman tidak pernah membeda-bedakan, tidak eklusif dan menganggap semua temannya diperlakukan dengan baik. Hal inilah yang menandakan bahwa Soedirman memiliki sifat yang demokrat. Pangsar Jenderal Soedirman oleh temannya Ikatan Pelajar Wiworotomo dan selalu mengutamakan kerja sama. Pada waktu menjadi Pandu Muhammadiyah sangat dikenal karena kearifannya dan dipercaya memimpin HW dan memiliki sifat demokratis. Dengan gaya kepemimpinan demikian mencerminkan sifat yang demokratis dan akomodatif. Soedirman tetap berpegang pada prinsip. Soedirman tidka hanya memberikan perintah tapi juga memberikan teladan.
4  Pangsar Jenderal Soedirman Sang Prajurit Pejuang
Sebagai tokoh masyarakat Soedirman terpanggil memasuki Luch Bischermen Diens. Berkat ketekunannya Soedirman terpilih menjadi Kepala LBD sektor Cilacap. Selain itu Pangsar Jenderal Soedirman terpilih menjadi anggota Syu Sangi. Pangsar Jenderal Soedirman juga ditunjuk menjadi komandan PETA. Namun karena beliau sudah nampak bersikap anti Jepang, Soedirman di tahan di kamp isolasi. Soedirman dan kawan-kawan yang di isolasi melakukan tindakan meloloskan diri. Setelah lolos dari kamp isolasi, Soedirman kembali ke Cilacap untuk membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). Seiring berjalannya waktu Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibentuk dan Soedirman menjadi Komandan Resimen Purwokerto dengan pangkat Kolonel.
5  Pangsar Jenderal Soedirman Sang Panglima Besar TKR
Susunan kepemimpinan TKR belum memadai karena belum ada seorang Panglima Besar. Untuk itu dilakukan pemilihan Panglima Besar dari para perwira tinggi yang ada. Pemilihan yang dilakukan tiga tahap dimenangkan oleh Soedirman. Terpilihnya Soedirman sangat mengejutkan karena usianya masih 29 tahun. Hal ini merupakan prestasi yang luar biasa dan sampai saat ini belum ada yang menandingi prestasi Pangsar Jenderal Soedirman
6  Pangsar Jenderal Soedirman Memimpin Pertempuran Ambarawa
Kedatangan sekutu dan NICA menimbulkan kekacauan serta situasi tidak aman di Indonesia. Dalam menghadapi pertempuran, Soedirman melakukan koordinasi dengan para komandan. Hal yang dilakukan TKR ini mulai menunjukan hasil. Pasukan sekutu terdesak mundur. Demikianlah keberhasilan Pangsar Jenderal Soedirman dalam memimpin pertempuran di ambarawa.
7  Pangsar Jenderal Soedirman Mengatur Siasat Perang Gerilya
Setelah perintah kilat dikeluarkan, strategi yang digunakan adalah perang gerilya. Berperang dan bertahan terus menerus tanpa mengenal waktu dimana saja mereka berada. Strategi inilah yang dapat mengalahkan Belanda.
8  Pangsar Jenderal Soedirman Menghindari Perburuan Belanda
Markas Soedirman yang dipindahkan  ke Divisi Sungkono, pada saat yang sama diciptakan Soedirman palsu untuk mengelabuhi Belanda. Tanpa merasa lelah rombongan bergerak dan pada tanggal 9-1-1949 rombongan sampai di Jambu
9  Pangsar Jenderal Soedirman Memimpin Langsung Perang Gerilya
Sejak berada si Sobo, beliau melanjutkan lagi memimpin langsung perang gerilya. Sewaktu Soedirman di Sobo banyak hal teknis yang harus diselesaikan, misalnya perselisihan antar batalyon. Dengan satu surat dari Soedirman, perselisihan berhenti dan mereka dialihkan perhatiannya untuk bertempur bersama melawan Belanda.
10          Pangsar Jenderal Soedirman Kembali Ke Yogyakarta
Menurut Pangsar Jenderal Soedirman, untuk lebih mengetahui situasi yang sebenarnya terhadap perkembangan republik adalah kembali mendekati kota Yogyakarta.

.




BAB III KESIMPULAN
3.1  KESIMPULAN DAN SARAN
Pangser Jenderal Soedirman adalah sosok patriot yang tidak dikenal menyerah, walaupun kesehatan pribadinya sangat parah dan terus menerus dikejar oleh pasukan musuh (Belanda). Sebagai panglima besar, yang telah berhasil menanamkan semangat , menggariskan strategi perlawanan rakyat semesta dan secara langsung memimpin perang gerilya. Perlawanan yang tidak kenal menyerah yang akhirnya membuat pasukan belanda menyerah dan memaksa mengenbalikan pemerintahan yang berdaulat ke ibukota perjuangan Yogyakarta. Hal tersebut selayaknya patut di teladani oleh para generasi muda untuk selalu semangat, optimis dan rela berkorban demi bangsanya. Bersama-sama membangun bangsa Indonesia ke arah  kemakmuran, kesejahteraan, dan ketertaman tanpa harus ada persamaan ras, suku, dan bahasa. Pada hakikatnya bangsa kita adalah bangsa yang terdiri dari beribu-ribu bangsa, suku dan budaya yang tersebar dari sabang sampai merekau. Dengan perbedaan tersebut sepatutnya kita saling menghormati dan menyayangi bukanya kita palah melakuakan deskriminasi. Alhasil akan sering terjadi bentro antar suku dan kampung. Perlu kita ingat bahwa  semboyan kita adalah BHINEKA TUNGGAL IKA yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu.
Dulu bangsa kita dikenal dengan bangsa yang  sangat bertoleransi dan saling menghormati satu sama lain tetapi lihatlah sekarang ini. Para generasi muda sekarang sering melakukan tawuran anatarsekolah, kampung dan geng.  Hal tersebut membuktikan bahwa karakter asli bangsa kita telah luntur. Para generasi sekarang sudah tidak mengenal para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Perlu adanya tindakan khusus dari pemerintah khususnya kementerian pendidikan dan kebudayaan yang tidak hanya  menambahkan materi-materi tentang sains dan teknologi tetapi juga memperbanyak waktu materi untuk materi agama dan budi perkerti dimana sekarang ini para generasi muda telah lupa dengan ciri kharakter bangsa yang telah dicontohkan oleh para pahlawan kemerdekaan.



DAFTAR PUSTAKA

Dinas Sejarah TNI AD, 1965. Pangser Jenderal Soedirman Prajurit TNI Teladan.

1 Response
  1. syafrudin Says:

    izij copas. buat tugas


Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates