MAKALAH BLSM



PROGRAM BLSM YANG MENUAI PRO KONTRA




Disusun oleh:
AMRI ARRUSDI
B0A014001




UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
Tahun Pelajaran 2014
HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH PROGRAM BLSM YANG MENUAI PRO KONTRA


Disusun oleh:
AMRI ARRUSDI
B0A014001



Diterima dan disetujui
Pada tanggal 2 OKTOBER 2014


DOSEN PENGAJAR





Drs. SLAMET SANTOSO Sp. Ms
KAP. 195805261984101001
KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Makalah ini memuat berbagai macam informasi mengenai pro kontra program BALSEM/BLSM di Indonesia.
Karena sesungguhnya sudah kita ketahui mengenai program BALSEM/BLSM atau biasa yang sudah kita dengar yaitu Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Yang digulirkan sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga BBM dan dinilai sebagian pihak sebagai kebijakan yang sensitif dan rentan menimbulkan konflik sosial jika mekanisme penyalurannya tidak tepat. Didalam makalah ini kita akan melihat dari sisi positif dan negatif nya adanya BALSEM/BLSM ini.

Meskipun telah disusun dengan cermat, tidak tertutup kemungkinan bahwa makalah ini masih terdapat sejumlah kekeliruan. Untuk itu segala kritik dan saran diperlukan demi terwujudnya makalah yang lebih baik di waktu-waktu yang akan datang.
Penyusun sangat berharap agar makalah ini benar-benar bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, khususnya bagi yang  membacanya.


Purwokerto, Oktober 3, 2014
                                                                                               

Penyusun
Daftar isi

Kata pengantar..............................................................................................  3
Daftar isi.........................................................................................................4
Ringkasan (Abstrak)......................................................................................5

BAB I  Pendahuluan..............................................................................        5
1.1   Latar belakang............................................................................            5
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................7
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................7
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................7
1.5 Ruang Lingkup..............................................................................8
BAB II Metode Penulisan..............................................................................9
2.1 Objek Penulisan........................................................................... 9
2.2 Dasar Pemilihan Objek.................................................................9
2.3 Metode Pengumpulan Data..........................................................            9
2.4 Metode Analisi.............................................................................9

BAB III Analisis Permasalahn......................................................................10
3.1 Pembahasan.................................................................................10
3.2 Kesimpulan dan Saran..................................................................15

Daftar pustaka







Ringkasan (Abstrak)
Abstrak : BLSM atau yang biasa dipanggil BALSEM adalah Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga BBM yang diakui sangat meresahkan rakyat kalangan menengah kebawah. Pada awalnya pemerintah mengadakan BLSM ini untuk membantu rakyat menengah kebawah, namun sayangnya banyak pihak-pihak yang ‘mencurangi’ anggaran ini. Banyak oknum yang menyalahgunakan anggaran ini untuk kepentingan pribadinya. Padahal diluar sana rakyat menengah kebawah sangat membutuhkan anggaran ini untuk hidupnya. Permasalahan disini apakah sebenarnya BLSM ini sangat diperlukan rakyat? Atau hanya sebagai ajang pemerintah untuk menyalahgunakan anggaran ini? Apakah kejadian pada BLT beberapa tahun yang lalu akan terulang kembali? Sebenarnya banyak pertanyaan yang akan kita utarakan mengenai BLSM ini. Karena BLSM ini sebenarnya sistemnya sangat mirip pada waktu BLT dilaksanakan beberapa tahun lalu. Walaupun terlihat sangat tidak membantu namun harus kita akui tidak semua program BLSM ini berjalan dengan buruk. Karena ada sebagian pemerintah yang sangat mengharapkan program BLSM ini berjalan dengan sebaik mungkin tanpa ada hambatan apapun. Dan kita sebagai rakyat hanya dapat menunggu kapan program BLSM ini berjalan dengan sesuai harapan pemerintah dan rakyatnya.








BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang Masalah

Kemiskinan adalah hal yang selalu menjadi masalah di tanah air ini. Permasalahan sosial yang sudah terjadi sejak jaman dulu dan sulit untuk diatasi karena di negeri ini dengan penduduk hampir 250 juta jiwa dan selalu meningkat setiap tahunnya menyebabkan terjadinya kesenjangan atau masalah sosial . Kemiskinan selalu dikaitkan dengan faktor ekonomi yang dihadapi. Apalagi saat ini Indonesia sedang dihadapkan dengan kenaikan BBM yang melonjak naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 untuk jenis bensin dan Rp 4.500 menjadi Rp 5.500 untuk jenis solar. Kenaikan tersebut sangat dirasakan dampaknya bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah. Kenaikan tersebut didasari atas beberapa faktor, antara lain karena volume BBM subsidi semakin meningkat serta membengkaknya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akibat besarnya anggaran untuk BBM bersubsidi. Untuk itu pemerintah telah memperkuat dana untuk program percepatan dan perluasan perlinduingan sosial sebesar Rp 12,5 triliun dalam RAPBN –Perubahan 2013, hal ini sebagai kompensasi kepada masyarakat miskin yang terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. Dana sebesar Rp 12,5 triliun itu, digunakan sebagai subsidi beras, untuk keluarga miskin (raskin) sebesar Rp 4,3 triliun, Bantuan untuk Siswa Miskin (BSM) Rp 7,5 triliun dan Program Keluarga Harapan (PKH) Rp 700 miliar. Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan dana untuk program kompensasi khusus berupa Bantuan Langsung Sementara Rakyat (BLSM) .

            Bantuan Langsung Sementara untuk Masyarakat, yang selanjutnya disebut BLSM atau BALSEM  adalah program pemberian bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang ditetapkan Pemerintah dalam rangka kompensasi atas kenaikan harga BBM. BLSM diberikan kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) yaitu Rumah Tangga Miskin (RTM) yang ditandai dengan Kartu Perlindungan Sosial. 
Pemerintah mengucurkan dana BLSM (Bantuan Langsung Sementrara Masyarakat) sebesar Rp150.000 per kepala keluarga. Dengan adanya BLSM ini diharapkan dapat sedikit mengurangi angka kemiskinan yang ada di Indonesia. Namun banyak yang sudah kita dengar bahwa BLSM ini sudah mulai banyak yang salah sasaran. Banyak daerah yang menolak pembagian BLSM karena disinyalir akan menimbulkan konflik dalam masyarakat karena kurang validnya data penerima yang layak. Di beberapa daerah juga masih ditemukan pegawai negeri sipil (PNS) yang menerima BLSM dan orang yang telah meninggal juga mendapatkannya karena data tidak diperbaharui kembali. Penyaluran BLSM dinilai masih mengacu kepada data lama sehingga banyak menimbulkan masalah di dalam masyarakat. Banyak masyarakat yang keberatan dengan penyaluran BLSM yang tidak tepat sasaran ini sehingga ada masyarakat yang merasa dirugikan dengan bantuan tersebut karena masih ada masyarakat yang layak menerima tapi malah tidak mendapatkan BLSM tersebut. Dan dimakalah ini penulis akan mengkaji dari sudut pandang positif maupun negatif dengan adanya BLSM dari berbagai sumber yang telah penulis dapatkan. Sehingga makalah ini tidak akan condong dalam satu pihak saja.
1.2  Perumusan Masalah


1.      Pengaruh apa saja yang mempengaruhi adanya BLSM
2.      Apa dampak yang dirasakan setelah BLSM dilaksanakan
3.      Bagaimana menurut masyarakat dengan adanya BLSM inni
4.      Apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah dalam memperbaiki angka kemiskinan di Indonesia jika BLSM ini tidak berdampak baik bagi Indonesia

1.3  Tujuan Penulisan
·         Untuk menyelesaikan tugas terstruktur yang di berikan oleh dosen Pendidikan Kewarganegaraan.
·         Untuk memberikan pandangan bagi pembaca terhadap adanya BLSM ini dari sudut pandang positif maupun negatif.


1.4  Manfaat Penulisan
ü  Penulis menjadi lebih mengerti adanya BLSM
ü  Menghimbau untuk masyarakat untuk tidak mensalah sasarkan anggaran BLSM





1.5  Ruang Lingkup
Awal mula adanya BLSM atau BALSEM ini karena adanya kenaikan harga BBM yang terjadi pada 22 Juni 2013 pada jam 00.00. Sebagai akibat dari kenaikan harga BBM, maka pemerintah mengadakan 2 bantuan untuk rakyat Indonesia, yaitu Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dan Bantuan Siswa Miskin. Pemerintah Indonesia meyakini tindakan ini adalah penting untuk menyelamatkan fiskal negara, meskipun pemerintah juga meyakini bahwa ini adalah keputusan yang sulit bagi pemerintah. Walaupun begitu, BLSM sering disebut masyarakat sebagai kelanjutan dari Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun sudah tidak asing lagi bahwa kelanjutan dari bantuan langsung tunai ini tidak tepat sasaran. Sehingga, kenyataannya membuat BLSM merupakan kelanjutan dari BLT. Karena dalam pelaksanaannya, eksekusi daripada BLSM ini menghadapi banyak masalah. Tidak hanya masalah yang datang dari data pemerintah yang kurang valid saja, dari rakyatnya pun juga mendapatkan masalah karena banyak rakyat yang sudah mampu namun ingin sekali mendapatkan bantuan langsung tunai ini dan beberapa kalangan juga menilai BLSM ini tidak tepat, dan juga tidak merata. Dalam perkembangan selanjutnya, dapat dillhat bahwa ruang lingkup BLT atau BALSEM tidak terbatas pada hal-hal yang sifatnya penyaluran untuk rakyat kurang mampu melainkan juga pada hal-hal lain sepanjang kemiskinan di Indonesia masih merajalela.  







BAB II
Metode Penulisan
2.1 Objek Penulisan
Objek penulisan program BLSM atau BALSEM ini, menggunakan metode pengumpulan data, baik dari artikel maupun referensi. Metode tersebut dipilih karena kajian ini akan mendeskripsikan objek yaitu pro kontra adanya program BLSM atau BALSEM di Indonesia.
2.2 Dasar Pemilihan Objek
Makalah ini dibuat untuk menyampaikan, menganalisis, dan mencari solusi untuk perkembangan program BLSM atau BALSEM ini yang sangat menuai pro dan kontra, serta mengklasifikasi penanganan untuk menjadikan program BLSM ini menjadi program yang lebih baik lagi.
2.3 Metode Pengumpulan Data
Rangkaian pengumpulan data yang dilakukan terkait dengan makalah ini antara lain adalah mencari sumber informasi yang berkaitan dengan topik pro kontra program BLSM atau BALSEM, mempelajari referansi, data dari internet, melakukan pengumpulan data yang berupa info, menganalisis data dan informasi yang diperoleh, serta menyajikannya di dalam sebuah makalah.
2.4 Metode Analisis
Menggunakan Metode Deskriptif Analitis: Mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada: Menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung: Mencari alternatif pemecahan masalah.


BAB III
Analisi Permasalahan
3.1 Pembahasan
Pada pertengahan bulan juni ini di tahun 2013, masyarakat Indonesia digemparkan dengan kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah. Tujuannya adalah untuk membatasi konsumsi BBM di tanah air, agar tidak terjadi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang pada akhirnya akan menyebabkan membengkaknya beban subsidi pemerintah. Dimana langkah kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM ini tentu saja akan mendapatkan pro dan kontra di masyarakat, karena justru hal ini akan semakin membebani dan mempersulit masyarakat yang hidup di kalangan menengah ke bawah disaat kemiskinan di negeri ini masih belum bisa diatasi. Bantuan Langsung Sementara untuk Masyarakat, yang selanjutnya disebut BLSM atau BALSEM  adalah program pemberian bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang ditetapkan Pemerintah dalam rangka kompensasi atas kenaikan harga BBM yang terjadi pada 22 Juni 2013 pada jam 00.00. Pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi, dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 untuk jenis Bensin dan 4.500 menjadi 5.500 untuk jenis solar. Kenaikan tersebut sangat dirasakan dampaknya bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah. Kenaikan tersebut didasari atas beberapa faktor, antara lain karena volume BBM subsidi semakin meningkat serta membengkaknya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akibat besarnya anggaran untuk BBM bersubsidi. Untuk itu pemerintah telah memperkuat dana untuk program percepatan dan perluasan perlindungan sosial sebesar Rp12,5 triliun dalam RAPBN-Perubahan 2013, hal ini sebagai kompensasi kepada masyarakat miskin yang terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. Dana sebesar Rp12,5 triliun tersebut, digunakan sebagai subsidi beras, untuk keluarga miskin (raskin) sebesar Rp 4,3 triliun, Bantuan untuk Siswa Miskin (BSM) Rp7,5 triliun dan Program Keluarga Harapan (PKH) Rp700 miliar. Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan dana untuk program kompensasi khusus berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) Rp 11,6 triliun dan penambahan dana untuk program infrastruktur dasar irigasi dan air bersih Rp 6 triliun.
Pemerintah Indonesia meyakini tindakan ini adalah penting untuk menyelamatkan fiskal negara, meskipun pemerintah juga meyakini bahwa ini adalah keputusan yang sulit bagi pemerintah. BLSM diberikan kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) yaitu Rumah Tangga Miskin (RTM) yang ditandai dengan Kartu Perlindungan Sosial. Pemerintah mengucurkan dana BLSM (Bantuan Langsung Sementrara Masyarakat) sebesar Rp150.000 per kepala keluarga. Dengan adanya BLSM ini diharapkan dapat sedikit mengurangi angka kemiskinan yang ada di Indonesia. Pemerintah sangat serius dalam melaksanakan program bantuan langsung tunai ini, hal tersebut terlihat dari intruksi langsung Presiden SBY kepada para kabinetnya untuk tidak melakukan kunjungan ke luar negri dan para menteri terkait agar memantau langsung ke lapangan, jalannya pembagian BLSM agar tepat sasaran.
Namun banyak yang sudah kita dengar bahwa BLSM ini sudah mulai banyak yang salah sasaran. Banyak daerah yang menolak pembagian BLSM karena disinyalir akan menimbulkan konflik dalam masyarakat karena kurang validnya data penerima yang layak.
            Di beberapa daerah juga masih ditemukan pegawai negeri sipil (PNS) yang menerima BLSM dan orang yang telah meninggal juga mendapatkannya karena data tidak diperbaharui kembali. Penyaluran BLSM dinilai masih mengacu kepada data lama sehingga banyak menimbulkan masalah di dalam masyarakat. Banyak masyarakat yang keberatan dengan penyaluran BLSM yang tidak tepat sasaran ini sehingga ada masyarakat yang merasa dirugikan dengan bantuan tersebut karena masih ada masyarakat yang layak menerima tapi malah tidak mendapatkan BLSM tersebut. Karena pada umumnya penerima BLSM itu pada usia produktif dengan berbagai pernak-pernik perhiasan dan kendaraannya. Penerima BLSM itu pasti hanya mau uang BLSM, tapi tidak mau disebut miskin. Namun harus diakui program BLSM ini ada yang sudah berjalan dengan sesuai yang di inginkan, mungkin hanya saja kebanyakan berita yang kita dengar melalui media ini adalah berita mengenai BLSM yang ‘salah sasaran’. Walaupun sebenarnya penyaluran BLSM terkesan seperti dipaksakan padahal pemerintah belum siap, kita khawatir bukan manfaat yang dirasakan dari BLSM tersebut tapi akan terjadinya konflik horizontal antara masyarakat dan pemerintahan daerah terutama lurah yang akan menjadi sasaran masyarakat. Sebaiknya pemerintah harus mempersiapkan program tersebut dengan matang sebelum menyalurkannya sehingga tidak menimbulkan konflik akibat penyalurannya yang tidak tepat sasaran. Program BLSM terkesan untuk mencari simpati masyarakat menjelang pemilu tahun 2014. Masyarakat mengharapkan jangan sampai bantuan tersebut di politisir demi keuntungan suatu kelompok tertentu.
            Pemerintah seharusnya belajar dari  kegagalan program BLT yang pernah dikocorkan beberapa tahun lalu. Banyak pihak menilai bahwa sistem bantuan langsung sangat tidak efektif dan tidak mendidik dalam memecahkan masalah kemiskinan. BLSM dengan sistem yang sama, akan mendulang hasil yang sama. Lihat saja, besaran BLSM pun minim dibandingkan naiknya biaya yang harus ditanggung. Begitu harga BBM naik rata-rata 33,3 % (premium naik 44,4 % dan solar naik 22,3 %), ongkos transportasi pun naik rata-rata 20 – 35 persen. Naiknya ongkos transportasi dibarengi oleh lonjakan harga-harga kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari. BLSM kiranya lebih pantas disebut sebagai Bantuan Langsung Sengsarakan Masyarakat. Lebih dari itu, meski harga BBM dinaikkan namun subsidi tetap saja dalam angka Rp 120 triliun – akibat konsumsi meningkat. Lalu ditambah BLSM menjadi sekitaran Rp 180 triliun. Dengan riuhnya kontraversi BBM dan BLSM, kebanyakan orang lupa bahwa pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan rakyat merupakan kewajiban Pemerintah sesuai dengan Undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. BLSM adalah hak masyarakat, bukan kebaikan hati atau sogokan politik, tapi tanggung-jawab Pemerintah (pasal 4). Kewajiban pemerintah untuk melakukan Catur Program Kesejahteraan Sosial, yakni rehabilitasi, pemberdayaan, perlindungan dan jaminan sosial (pasal 6). Jadi, kebijakan semacam ini seharusnya bukan kebijakan pelipur lara, tapi merupakan kebijakan yang wajib dilakukan oleh pemerintah kepada rakyatnya.
            Sehingga BLSM bukannya memberikan solusi, malah menimbulkan permasalahan yang baru. Pertama, Penyalurannya dinilai tidak tepat sasaran. Tidak tepat sasaran diduga karena sistem data yang kurang akurat. Banyak penerima yang ternyata sudah meninggal, atau bahkan tidak terkategori miskin. Sehingga tidak tepat sasaran kepada keluarga yang membutuhkan yang benar-benar miskin.
Kedua, Kebijakan BLSM bernuansa politis. Kebijakan mengucurkandana langsung kepada masyarakat sanagt rentan ditunggangi kepentingan politik tertentu. Bahkan bisa jadi sebagai bentuk ‘suap’ kepada rakyat untuk mendapatkan citra yang positif. Apalagi dalam menghadapi pemliu 2014.
Ketiga, BLSM tak memberikan solusi, tidak bisa mencegah inflasi. Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, menjelaskan pemberian kompensasi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) atas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tidak akan meredam dampak inflasi, yang bisa muncul dari kenaikan harga BBM.(vivanews.com, 20/06)
Keempat, berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat meski skalanya terbatas. Salah satunya seperti yang terjadi di Purewkerto, Anggota DPRD Banyumas Yoga Sugama mengungkapkan konflik sosial mulai terjadi dalam pelaksanaan penyaluran BLSM. Kondisi desa yang tadinya adem ayem, sekarang mulai menghangat, karena banyaknya protes warga yang tidak
memperoleh BLSM. (Metrotvnews.com, 27/04)
            Selama ini, pemerintah selalu mengklaim bahwa kebijakannya disetujui oleh rakyat, karena para wakil rakyat di DPR MPR mnyetujuinya. Padahal kebijakan kenaikan harga BBM itu bertentangan dengan aspirasi mayoritas masyarakat yang tidak ingin harga BBM dinaikkan. Hal itu terungkap dalam hasil survey Lingkaran Survei Indonesia (LSI) terhadap 1200 responden yang dilakukan pada 18 Juni, selepas rapat paripurna pengesahan RAPBN-P 2013 di DPR. Hasil survey itu menunjukkan, 79,21 persen tak setuju kenaikan harga BBM. Sebanyak 19,1 persen tidak tahu dan hanya 1,69 persen yang setuju kenaikan harga BBM (Republika, 24/6). Tapi tetap saja, pemerintah mengklaim bahwa kenaikan harga BBM itu adalah demi rakyat, sebab disetujui oleh para wakil rakyat. Pemerintah pun akhirnya lebih sayang kepada para kapitalis asing daripada kepada rakyat. Pemerintah lebih senang membayar hutang kepada asing daripada memberikan kesejahteraaan kepada rakyatnya. Hal ini akibat sistem demokrasi dan kapitalisme yang melahirkan kebijakan penguasa dan politisi tidak demi rakyat dan mengabaikan aspirasi rakyat. Kebijakan lebih demi kepentingan elit, pemilik modal, dan kapitalis asing. Ternyata hal ini memang sesuai dengan skenario Memorandum of Economic dan Financial Policies atau LoI dengan IMF tahun 2000. Juga untuk memenuhi apa yang disyaratkan bagi pemberian utang Bank Dunia seperti tercantum dalam Indonesia Country Assistance Strategy tahun 2001. Jadi kebijakan pemerintah sebaiknya mengoreksi pengucuran dana BLSM.
3.2 Kesimpulan dan Saran
            BLSM atau BALSEM yang sudah terjadi di Indonesia ini sudah menuai pro dan kontra dalam pelaksanaanya. Karena banyak kendala-kendala yang membuat BLSM ini ‘terlihat’ salah sasaran. Faktanya banyak kendala-kendala yang dialami dalam pelaksanaanya, seperti :
  • BLSM dianggap bukanlah solusi tepat dalam menyelesaikan dampak yang terjadi akibat dari kenaikan BBM. BLSM ini hanya menjadi solusi sesaat bagi masyarakat.
  • Belum adanya petunjuk teknis dan mekanisme yang tepat dalam proses penyaluran kepada masyarakat, hal ini akan mengakibatkan kebingungan pelaksana teknis dilapangan.
  • Kategori miskin yang dipakai sebagai acuan masyarakat mendapat dana BLSM, masih menggunakan data yang lama yang belum di perbaharui sepenuhnya sehingga tidak jarang mengalami kerancuan .
  • Terdapat isu-isu politik yang mengiringi turunnya kebijakan BLSM.
  • Muncul fenomena yang mungkin terlewati oleh para ahli sekalipun, yaitu perubahan tata nilai, etika , budaya kemandirian dan patriotisme di tengah masyarakat yang menjadikan kemiskinannya sebagai suatu produk yang layak dijual. Seseorang akan merasa terhina apabila dicela sebagai orang miskin namun akan sangat murka apabila tidak terdaftar sebagai warga yang berhak mendapat dana BLSM
Sehingga banyak pihak yang menilai BLSM ini tidaklah produktif melainkan hanya mendidik masyarakat untuk hidup konsumtif. Perlu pengawasan yang ketat dalam proses penyaluran sekaligus memberikan sosialisasi yang tepat kepada masyarakat bahwa uang BLSM ini diharapkan dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif atau setidaknya untuk kebutuhan sehari-hari sampai masyarakat terbiasa dengan dampak dari kenaikan harga BBM tersebut diatas. 
Walaupun begitu bantuan langsung sementara sangat membantu perkonomian warga miskin yang terkena imbas langsung dari kenaikan harga BBM. Namun demikian, masih ada saja oknum yang dari beberapa kalangan yang sengaja melakukan tindakan tidak terpuji dengan menimbun BBM bersubsidi atau menjual BBM bersubsidi ke industri atau dijual kelura negri dengan tujuan mendapat keuntungan lebih tanpa memperdulikan nasib orang miskin yang ada di Indonesia ini. Untuk itu tidaklah bijak di kondisi sekarang ini masih ada yang mempermainkan harga BBM bersubsidi untuk memperkaya diri sendiri. BBM bersubsidi diperuntukan bagi kalangan orang yang tidak mampu. Untuk masyarakat yang berpenghasilan lebih dan berkendaraan roda empat dengan dengan kapasitas mesin 2500 cc ke atas disarankan untuk membeli BBM nonsubsidi. Hal tersebut sangat membantu pendistribusian BBM bersubsidi yang selama ini masih dirasakan tidak tepat sasaran.
Solusi untuk permasalahan ini menurut penulis, sebaiknya pemerintah harus membuat konsep matang lainnya selain BLSM, agar tidak terus mengapung diantara pro dan kontra. Mungkin bisa dengan menyalurkan dana BOS (atau yang sekarang dikenal dengan Bantuan Siswa Miskin) dengan baik dan benar, membuka lapangan pekerjaan baru bagi para pengangguran seperti mengembangkan unit Usaha Kecil Menengah (UKM), atau dengan memberikan fasilitas transportasi umum yang “ramah kantong” supaya dapat turut dirasakan oleh semua kalangan, bukan hanya rayat miskin tetapi juga bagi kaum menengah. Memang, tidak mungkin beratus-ratus juta jiwa di Indonesia bisa 100% bersuara bulat terhadap keputusan pemerintah dan secara garis besar menurut penulis pembagian dana BLSM kepada masyarakat ini tidak berjalan dengan efektif seperti yang diharapkan, karena menurut saya BLSM ini hanya berlaku jika terjadi kenaikan harga BBM. Setelah itu jika masalah kenaikan harga BBM ini sudah tidak terdengar lagi maka penyaluran dana BLSM untuk masyarakat kecil ini tidak berjalan lagi alias terhenti. Alangkah baiknya jika pemerintah memberikan program padat karya kepada masyarakat kecil, agar mereka tidak bergantung kepada dana BLSM yang diberikan pemerintah  sebagai alternatif  atas pemecahan masalah tersebut. Sehingga bisa kita simpulkan, kebijakan pemerintah dengan mengucurkan dana BLSM itu sangat perlu dikoreksi. Perlu pengawasan yang ketat dalam proses penyaluran sekaligus memberikan sosialisasi yang tepat kepada masyarakat bahwa uang BLSM ini diharapkan dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif atau setidaknya untuk kebutuhan sehari-hari sampai masyarakat terbiasa dengan dampak dari kenaikan harga BBM tersebut diatas. 
Semoga saja kebijakan pemerintah yang satu ini akan berdampak positif sesuai dengan maksud dan tujuannya, karena apabila meleset tentu siapa lagi yang menanggung dosanya. Apalagi, Indonesia yang digembor-gemborkan sebagai negara kaya dan makmur, ternyata rakyatnya justru hidup dalam jurang kemiskinan. Padahal, terjadinya kemiskinan tak lain akibat "kesalahan pengelola negara". Elite pengelola negara yang diberikan amanah mengelola negara, ternyata tidak mampu menjamin kesejahteraan rakyat. Di sisi lain, elite diduga malah berpesta pora merampok uang rakyat yang dikumpulkan dari pajak dan sebagainya.









DAFTAR PUSTAKA









1 Response
  1. Blog27999 Says:

    Did you hear there's a 12 word sentence you can speak to your man... that will induce intense feelings of love and instinctual attraction for you deep inside his heart?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, treasure and guard you with all his heart...

    12 Words That Trigger A Man's Desire Response

    This impulse is so built-in to a man's brain that it will make him try harder than ever before to build your relationship stronger.

    Matter-of-fact, triggering this influential impulse is so essential to having the best possible relationship with your man that the moment you send your man one of these "Secret Signals"...

    ...You'll immediately notice him expose his heart and mind for you in such a way he's never experienced before and he'll identify you as the only woman in the world who has ever truly fascinated him.


Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates